Turuk Laggai. Turuk (tarian) laggai merupakan gambaran dari kehidupan alam yang diamati secara yang diamati secara seksama dan dipelajari secara turun-temurun. Turuk laggai pada dasarnya adalah meniru dari tingkah laku hewan yang sering dijumpai di alam tempat mereka tinggal. Biasanya tingkah laku binatang tersebut diperhatikan pada saat mereka pergi berburu dan mengerjakan tinungglu atau ladang. Setelah pengamatan yang seksama dan berlangsung lama, maka hasil pengamatan itu dituangkan ke dalam bentuk tarian (turuk) dalam berbagai bentuk gerak atau uliat yang ditampilkan sebagai hiburan di berbagai pesta adat di Mentawai. Kedekatan dengan alam inilah yang mempengaruhi semua tingkah laku orang Mentawai, termasuk ke dalam seni tari. Sehingga di berbagai tempat di Mentawai gerakan turuk hampir sama, karena meski berbeda tempat hewan yang diamati hampir sama perilakunya. Gerakan turuk juga menyimpan nilai luhur yang penting dalam kehidupan di Mentawai. Seperti turuk uliat kemut mengambarkan cinta kasih, turuk laggai uliat burung elang dan monyet (bilou) menggambarkan perdamaian antar suku. Nilai-nilai itu telah diserap dalam kehidupan di Mentawai. Turuk laggai selain sebagai hiburan pada saat pesta ada t juga sebagai hiburan jiwa atau sikma-gere. Pada saat ritual pemang-gilan jiwa para anggota uma dila-kukan, turuk laggai juga ditam-pilkan. Fungsinya agar jiwa yang telah dipanggil tidak menjauh dari badan si pemiliknya. Lebih jauh turuk laggai ada karena adanya alam. Tanpa alam turuk lagai tidak pernah ada. Karena turuk diambil dari alam dengan melihat tingkah laku makhluk hidup yang berada di alam.