Jika kita berbicara tentang Kabupaten Kepulauan Mentawai pasti yang terfikir dalam benak kita yaitu sebuah Kabupaten yang berada jauh dari pusat ibu kota Propinsi Sumatera Barat, dimana daerahnya berada di tengah-tengah lautan, sangat terpencil, terbelakang dan juga tertingggal. Namun terlepas dari itu semua, Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki potensi dan pesona yang luar biasa yang mungkin hanya Mentawai lah yang memiliki potensi tersebut. Lalu apakah potensi itu? Iya, Mentawai memiliki potensi wisata yang luar biasa indah terutama wisata lautnya,yaitu ombaknya yang sangat indah berada di urutan nomor 2 ombak terbaik di dunia sehingga banyak wisatawan asing yang datang berkunjung untuk menikmati ombak Mentawai. Namun demikian, Mentawai tidak hanya memiliki wisata laut yang indah saja tetapi juga memiliki flora dan fauna yang unik dan juga sangat menarik untuk bisa ketahui. Salah satu Desa yang wajib di kunjungi yaitu Desa yang bernama Sido Makmur. Desa sido Makmur merupakan Desa transmigrasi pada tahun 1995 sebagai Desa persiapan, kemudian pada tahun 2008 menjadi desa defenitif. Pada awal transmigrasi desa ini dihuni oleh 300 kepala keluarga (KK) dimana terbagi atas 100 kepala keluarga (KK) merupakan trans lokal artinya berasal dari masyarakat daerah setempat (mentawai) dan 200 kepala keluarga (KK) merupakan trans umum yaitu berasal dari berbagai daerah Pulau Jawa. Pada tahun 1996 dilakukan musyawarah warga dalam rangka pemberian nama Desa, dalam musyawarah tersebut disepakati bahwa nama Desa tersebut dengan menggunakan bahasa jawa, sementara nama-nama Dusun disepakati dengan menggunakan bahasa asli daerah setempat yaitu bahasa Mentawai. Maka disepakati bahwa Desa ini bernama “SIDO MAKMUR” yang bertujuan dan harapan bahwa desa ini akan menjadi makmur dan sejahtera warga masyarakatnya. Desa ini terdiri dari tiga (3) dusun, yang mana nama-nama tersebut yaitu Dusun Sinabak yang artinya… , kemudian Dusun Boleleu artinya Bukit Merah selanjutnya Dusun Makoddiai yang artinya di tempat tersebut banyak terdapat hewan kerang dimana banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan makanan bagi masyarakat. Saat ini Desa Sido Makmur telah mengalami perubahan yang sangat meningkat baik dari segi pembangunan infrastruktur dan juga pembangunan sumber daya manusianya.dimana masyarakatnya memiliki beragaman latar belakang budaya, agama, suku dan adat istiadat yang berbeda-beda. Namun perbedaan tersebut menjadikan Desa Sido Makmur yang aman, nyaman dan saling toleransi serta menghormati perbedaan yang ada. Desa ini berada di Kecamatan Sipora Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Desa Sido Makmur di kelilingi oleh beberapa Desa,Dimana sebelah utara berbatasan dengan Desa Tuapejat, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tuapejat, sebelah timur berbatasan dengan Desa Sipora Jaya dan Desa Bukit Pamewa dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Tuapejat. Untuk menuju ke Desa Sido Makmur memiliki akses yang sangat mudah, bisa dengan menggunakan roda dua ( sepeda motor) ataupun dengan menggunakan kendaraan roda empat (mobil) dengan jarak sekitar ± 7 KM dari dermaga Pelabuhan Tuapejat atau dengan waktu tempuh sekitar ± 15 menit (tergantung kecepatan berkendara). Nama Desa Sido Makmur atau biasa di sebut dengan nama SP 2 sudah tidak asing lagi bagi para pelancong wisata alam, dimana desa ini memiliki lahan pertanian sawah yang sangat mudah untuk di akses oleh pengunjung untuk menikmati pemandangan hamparan sawah yang sangat luas sehingga dapat memanjakan mata pengunjung. Desa Sido Makmur juga salah satu penghasil tanam keladi terbanyak dan menjadi tujuan wisatawan untuk membeli keladi tersebut sebagai oleh-oleh baik dalam bentuk umbi yang masih mentah maupun berbagai hasil olahan kelompok UMKM yang sudah jadi dan dapat langsung dikonsumsi. Wisata pertanian ini juga dijadikan sebagai objek wisata edukasi pelajar, baik dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini sampai dengan Perguruan Tinggi dan juga sarana edukasi keluarga agar dapat mengetahui dari proses penanaman sampai pemanenan, sehingga kita dapat berinteraksi langsung dengan alam. Selain pertanian, Desa Sido Makmur juga memiliki hutan yang masih banyak terdapat sumber daya alam yang masih dapat dimanfaatkan hasilnya oleh masyarakat, yaitu berupa rotan yang bisa dijadikan sebagai kerajinan masyarakat berupa long, leggeu, tobat, tudung, o’orek, keranjang, luga, tobat leleu, subba, tutuddu’ dan berbagai produk kerajinan masyarakat lainnya yang dapat dibeli oleh wisatawan sebagai souvenir. Pengunjung juga diajak untuk bisa berinteraksi langsung dengan pengrajin jika ingin mengetahui dan belajar bagaimana cara proses pembuatannya sebagai sarana edukasi.