Nagari Koto Malintang terdiri dari 5 Jorong yang membentang dari utara ke selatan dan dilintasi oleh jalan raya provinsi dari arah Lubuk Basung ke Maninjau.Wilayah nagari Koto Malintang terdiri dari hamparan persawahan yang membentang luas dan areal perbukitan serta tepian danau Maninjau, sehingga mata pencaharian utama masyarakat adalah bertani padi sawah dan lahan juga dimanfaatkan untuk tambak pembibitan ikan.Disamping bertani sawah saat ini masyarakat juga sudah mulai banyak yang berusaha pada bidang perikanan dalam bentuk usaha Keramba Jaring Apung (KJA).
Secara geografis sejarah nagari kotomalintang tidak terlepas dari sejarah nagari-nagari yang ada di salingka danau maninjau yang mana di salingka danau terdapat 10 koto yang terdiri dari dua kelarasan yaitu
Gambaran Umum Nagari Koto Malintang
Nagari Koto Malintang adalah satu dari Sembilan nagari di Kecamatan Tanjung Raya yang juga dikenal dengan istilah salingka danau maninjau. Nagari Koto Malintang membentang dari utara ke selatan dan dilewati oleh jalan provinsi Maninjau – LubukBasung dengan ketinggian diatas permukaan laut berkisar antara 430 – 460 meter, curah hujan 1.333 mm dan suhu rata – rata 260C–280C.
Wilayah Nagari Koto Malintang terletak diantara dua nagari, danau dan bukit baraisan, dengan batas sebagai berikut :
Sebelah Timur berbatasan dengan Danau Maninjau
Kondisi Topografi
Nagari Koto Malintang mempunyai topografi yaitu kemiringan, ketinggian morgologi daratan, wilayah pegunungan, daratan tinggi dan daratan rendah.Nagari Koto Malintang terletak pada daerah relative yang bergelombang dan berbukit yang memiliki kemiringan tanah yang berkisar antara 4 – 30 % bahkan ada yang lebih dari 30 %.Nagari Koto Malintang terletak pada ketinggian berkisar antara 400 – 450 diatas permukaan laut.
Pariwisata
Sektor Pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Nagari Koto Malintang terdapat berbagai objek wisata yang sangat potensial untuk dikembangkan karena didukung oleh keindahan alam dan udara yang sejuk berbagai objek wisata yang dapat dikembangkan yaitu :
Tabel. 12
Data Objek Wisata
Tabel. 12
Data Objek Wisata
NO | OBJEK WISATA | JORONG |
1 | Wisata Air Terjun Cikalo | Muko-Muko |
2 | Taman Wisata Muko-Muko | Muko-Muko |
3 | Aia Tigo Raso | Muko-Muko |
Adat dan Budaya
Dalam pelaksanaan secara umum adat minang kabau mengajak kepada masyarakatnya untuk senantiasa bertingkah laku baik dan bermoral mulia, tata kehidupan masyarakat minang kabau didasarkan pada falsafah hidup adat minang kabau yaitu adat basandi syara’, syara, basandi kitabullah yang mempunyai makna syara’ mangato adat mamakai.
Dalam tata kehidupan masyarakat Nagari Koto Malintang selalu memegang teguh ajaran agama dan adat istiadat yang berlaku di nagari. penyelenggaraan pemerintahan dalam pelaksanaanya pembangunan selalau mengunakan jalan musyawarah mufakat yang ada seperti niniak mamak, cadiak pandai, alim ulama, bundo kandung dan pemuda yang terakomodir dalam wadah lembaga Badan permusyawaratan Nagari.
Dizaman era globalisasi sekarang, perkembangan teknologi informasi dan kounikasi juga memberikan dampak negatif pada pelunturan nilai-nilai agama dan adat istiadat, disinilah peran penting tokoh agama dan adat untuk mengantisifasi dampak negatif masuknya pengaruh dari luar yang dapat merusak nilai-nilai agama dan adat istiadar tersebut dengan mendorong agar masyarakat dapat menghayati dan mengamalkan filosofis ABS-SBK dalam kehidupan sehari-hari.
Nagari Koto Malintang merupakan salah satu nagari yang berkelarasan, di mana masing-masing kaum dipimpin oleh seorang mamak kepala kaum (penghulu) yang secara adatnya berbunyi ”duduak samorandah tagak samo tinggi’” artinya setiap keputusan tidak bisa diputuskan oleh seorang penghulu, maka setiap keputusan didasarkan atas musyawarah mufakat. Berdasarkan garis keturunan ”sakaum” ini berarti tiap-tiap penghulu suatu kaum yang ada di Nagari Koto Malintang memiliki seorang Ninik Mamak (Penghulu) tidak akan berpindah kepada kaum lainnya.
Menurut monografi Nagari Koto Malintang, Nagari Koto Malintang mempunyai tujuh suku. Masing-masing suku memiliki seorang ninik mamak, Dari tujuh suku yang ada, suku Tanjuang dan Sikumbang tercatat sebagai suku yang terbanyak sementara yang sedikit adalah suku Malayu
Jumlah Ninik Mamak 24 orang dan Imam Khatib 24 yang tersebar di 5 jorong, dengan perincian :
Tabel. 13
Jumlah Suku dan Ninik Mamak
NO | JUMLAH | ||
SUKU | PANGULU | IMAM/KHATIB | |
1 | TANJUANG | 8 | 4 |
2 | SIKUMBANG | 4 | 4 |
3 | PILI | 3 | 2 |
4 | KOTO | 4 | 2 |
5 | CANIAGO | 2 | 2 |
6 | JAMBAK | 2 | 2 |
7 | MELAYU | 1 | 0 |
JUMLAH | 24 | 16 |
Sumber : Data Profil Kerapatan Adat Nagari
Belum ada homestay